Kunang-kunang seringkali disebut sebagai binatang kecil yang menyala. Cahaya yang indah ini menarik banyak anak kecil untuk memburu binatang ini saat senja. Tapi, tahukah Anda mengapa serangga ini mampu menyala?
Jawabannya karena dalam perut kunang-kunang berisi sebuah senyawa organik yang disebut luciferin. Saat udara masuk ke dalam perut, kunang-kunang bereaksi dengan senyawa luciferin. Sebuah reaksi kimia dari senyawa tersebut mengeluarkan cahaya khas kunang-kunang.
Jawabannya karena dalam perut kunang-kunang berisi sebuah senyawa organik yang disebut luciferin. Saat udara masuk ke dalam perut, kunang-kunang bereaksi dengan senyawa luciferin. Sebuah reaksi kimia dari senyawa tersebut mengeluarkan cahaya khas kunang-kunang.
Cahaya ini seringkali disebut cahaya dingin karena hanya menghasilkan sedikit panas. Kunang-kunang dapat mengatur aliran udara ke dalam perut untuk membuat pola berdenyut.
Beberapa ahli berpikir gaya mencolok cahaya kunang-kunang tersebut menjadi peringatan kepada predator bahwa serangga ini berasa pahit. Sayangnya, sinyal ini tidak berarti bagi beberapa katak yang tetap memakan kunang-kunang meski hewan ini mulai bersinar.
Selain sebagai pelindung dari predator, cahaya kunang-kunang jantan juga berguna untuk memberikan sinyal hasrat kunang-kunang jantan untuk pasangan. Kunang-kunang betina yang bersedia dengan ajakan kunang-kunang jantan akan memberikan kilatan cahaya.
Tidak semua kedipan cahaya kunang-kunang dimotivasi oleh cinta. Meskipun setiap spesies kunang-kunang memiliki pola kedipan sendiri, beberapa kunang betina meniru pola spesies lain. Kunang-kunang jantan mendarat di samping mereka hanya untuk dimakan hidup-hidup.
Kedipan cahaya kunang-kunang bukan hanya penghias keindahan malam. Binatang ini menampilkan sebuah keunikan, tapi kadang-kadang bisa mematikan. Inilah ungkapan cinta kunang-kunang.
Dari temuan ini dapat disimpulkan bahwa kedipan cahaya kunang-kunang merupakan akibat reaksi kimia antara senyawa organik dalam perut dengan udara
Beberapa ahli berpikir gaya mencolok cahaya kunang-kunang tersebut menjadi peringatan kepada predator bahwa serangga ini berasa pahit. Sayangnya, sinyal ini tidak berarti bagi beberapa katak yang tetap memakan kunang-kunang meski hewan ini mulai bersinar.
Selain sebagai pelindung dari predator, cahaya kunang-kunang jantan juga berguna untuk memberikan sinyal hasrat kunang-kunang jantan untuk pasangan. Kunang-kunang betina yang bersedia dengan ajakan kunang-kunang jantan akan memberikan kilatan cahaya.
Tidak semua kedipan cahaya kunang-kunang dimotivasi oleh cinta. Meskipun setiap spesies kunang-kunang memiliki pola kedipan sendiri, beberapa kunang betina meniru pola spesies lain. Kunang-kunang jantan mendarat di samping mereka hanya untuk dimakan hidup-hidup.
Kedipan cahaya kunang-kunang bukan hanya penghias keindahan malam. Binatang ini menampilkan sebuah keunikan, tapi kadang-kadang bisa mematikan. Inilah ungkapan cinta kunang-kunang.
Dari temuan ini dapat disimpulkan bahwa kedipan cahaya kunang-kunang merupakan akibat reaksi kimia antara senyawa organik dalam perut dengan udara